puisi, seni, cerpen, cerita, sastra

Saturday, November 21, 2015

Singkat

Siang ini Donna duduk di bangku taman dan menutup kedua telinganya dengan headphone warna hitam, seperti warna kaosnya. Lalu didengarkannya sebuah lagu dari Polyester Embassy yang judulnya Polypanic Room dari gadgetnya.

"Help me out just get me out of here Is anybody outside help some stranger here
Pull me up I'm gonna die in here Can anybody out there want be my square
Is anybody there can watch me
Is anybody there can hear me
And I feel lost and I feel empty
Is anybody there can feel me"

Beberapa saat kemudian seseorang laki-laki berama Bastian dari kejauhan berlari-lari mengejar seekor anjing yang mengambil handuknya dan membawanya kepada Donna.

"Molly, apa yang kamu bawa?",Donna melepas headphonenya dan mengambil handuk itu dari anjing kesayangannya tersebut.
"Itu handukku", kata Bastian terengah-engah kecapekan.
"Oh maaf mas, Molly memang suka mengambil barang-barang yang dia suka", jawab Donna meminta maaf dan mengembalikan handuk itu.
"Oh jadi namanya Molly, pintar juga ya dia", sambut Bastian dengan senyum dan muka yang masih lelah.
"Eh, iya aku Bastian",kata Bastian lagi sambil mengajak Donna bersalaman.
"Donna, maaf ya anjingku memang nakal", balas Donna sambil bersalaman dengan Bastian.
"Lain kali dijaga ya anjing kamu", kata Bastian dengan nafas yang terengah-engah.
"Iya, maaf Molly memang terbiasa bebas. Eh iya kamu pasti kecapekan, mau aku buatin minum? rumahku didepan situ kok", ajak Donna sambil menunjuk rumahnya.
"Boleh", jawab Bastian setuju.

Sampailah mereka dirumah Donna dan begitulah awal pertemuan mereka. Donna adalah anak tunggal, dia tinggal dengan mama dan papanya.

"Ayo masuk", ajak Donna sambil membukakan pintu rumahnya.
Terdengar suara dari dalam yang ternyata mamanya, "Siapa itu dek?"
"Sini mah, ini Bastian yang tadi tidak sengaja handuknya dibawa sama Molly trus aku ajak kesini deh soalnya dia sudah lari-larian ngejar si Molly ma", balas Donna menjelaskan.
"Oh, ajak masuk dong jangan di depan pintu", kata mamanya sambil menghampiri Bastian dan bersalaman.
"Ma, Donna mau bikin minum dulu kasian Bastian kecapekan tadi", lanjut Donna sambil melangkah pergi kedapur mengambil minum untuk Bastian.
"Mari duduk nak", ajak mama Donna mempersilahkan duduk.
"Iya tan, makasih banyak maaf ngerepotin", balas Bastian agak sungkan dirumah orang yang baru dia temui.
"Maaf ya, Molly emang kelakuannya seperti itu Bas, dulu juga pernah handphone tante dibawa sama dia sampe hilang 2 hari dan akhirnya ketemu di bawah lemari", kata mama Donna.
"Iya tan, aku sebenernya juga suka sama anjing kok, tapi mama gak pernah ngijinin buat piara di rumah", jawab Bastian memecah kecanggungan mereka.
"Eh ini Bas minumannya, maaf ya agak lama", kata Donna yang datang dari dapur.
"Iya makasih, maaf ya ngerepotin", jawab Bastian.
"Kok minta maaf kan yang salah si Molly", kata Donna.

Lalu setelah ngobrol sana-sini Bastian pulang kerumahnya. Pertemuan singkat itu sangat bermakna bagi mereka berdua dan merekapun berteman akrab. Tumbuhlah butir-butiran cinta diantara mereka, namun tak mungkin bagi Donna untuk berkata jujur karena dia hanya akan menjadi bom yang sewaktu-waktu bisa membuat Bastian merasa kehilangan. Donna mengidap penyakit lemah jantung, dan dia divonis oleh dokter tidak boleh lagi merasakan kelelahan, tertawa berlebihan, atau perasaan yang bisa memacu adrenalinnya yang bisa membuatnya tak sadarkan diri dan bahkan meninggal saat itu juga.

Sore itu Bastian menyatakan perasaannya di tengah taman, "Don, sejak pertama ketemu sama kamu, aku menyimpan rasa, aku tak bisa berbohong lagi sama diri aku kalo aku sayang sama kamu Don". "Bas, aku gak bisa Bas!", jawab Donna sambil pergi dari Bastian berusaha menghilangkan dirinya dari Bastian.

Donna dan keluarganya pergi menghilang sejak itu, dan sudah 2 tahun Bastian seperti kehilangan jiwanya. Bastian berjalan seperti zombie dengan muka flat dan wajah yang tak secerah biasanya. "Andai saja aku tahu dimana Donna berada", kata Bastian dalam hatinya selagi terdiam mengingat masa pertemuan singkatnya dengan Donna. Tiba-tiba dering telepon berbunyi dari kantongnya dan nomornya asing baginya nomor luar negri, dengan bergegas dia mengangkat telepon itu. "Halo, siapa ini?", tanya Bastian singkat. "Halo, Bastian? benar ini Bastian?", tanyanya balik, ternyata seorang perempuan. "Iya, ini siapa ya?", tanya Bastian heran. "Bas, ini tante mamanya Donna". Dengan perasaan kaget Bastian mulai mengenalinya, "Tan, Donna kenapa tan? kok menghilang gitu aja?", berharap mendapat jawaban. Selang beberapa detik mereka terdiam. "Bas, Donna sudah meninggal 2 tahun yang lalu setelah dia bertemu denganmu. Donna mengidap penyakit lemah jantung Bas, memang sudah lama dokter bilang kalo Donna sudah sangat kronis dan tidak lama lagi. Lalu setelah pemakaman Donna kami putuskan buat pindah ke London untuk memulai hidup baru, maaf kalo tante baru bisa kabarin kamu Bas". Bastian hanya terdiam dan tak berkata-kata lagi.

END

Text Widget

Copyright © Celoteh Gagak | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com